Find Us On Social Media :

Zaman Dulu, Murid Diterima Sekolah Tanpa Tes Akademik, tapi Harus Lolos Tes Fisik Sederhana Ini

By K. Tatik Wardayati, Minggu, 2 September 2018 | 16:00 WIB

Kepala sekolah dan guru-guru naik sepeda yang bagus kualitasnya; merknya Fongers, Avies, Raleigh, Gazelle. Sepeda saya merknya Mayam, keluaran Jepang.

Biasanya kalau seorang guru datang, ia akan turun dari sepeda. Dua murid yang akan diajar di jam pertama akan menyambutnya. Yang seorang menuntunkan sepedanya, yang seorang membawakan tasnya ke kelas.

Baca juga: OPM, Pemberontak 'Warisan' Belanda Yang Kerap Serang Freeport untuk 'Cari Perhatian'

Namun, pernah terjadi seorang guru datang tanpa seorang pun berlari menyambutnya. Bapak guru itu berang sekali. Dengan setengah dibanting, sepeda digeletakkan begitu saja di halaman sekolah. Dengan wajah merah padam dan langkah besar-besar beliau menuju kelas dan membanting tasnya di meja!

Wah! Lebih dari sepuluh murid berdiri serentak, berlari dan berebut mengambil sepedanya. Percuma! Pak guru itu marah-marah di setiap kelas yang diajarnya hari itu. Kelas saya juga kena. Waktu usai sekolah ... kedua ban sepedanya kempis.

Keesokan harinya, para murid di beberapa kelas mendapat hukuman menulis lima ratus baris kalimat Ik moet mijn best doen. (Saya harus bekerja baik).

Suatu hari, sebelum pelajaran dimulai, seorang guru mengumumkan: "Anak-anak, dengarkan! Kira-kira seminggu lagi Meneer Anu akan mengajar kalian dengan memakai celana ..." Murid- murid cengar-cengir saling menengok. Bapak guru mengerti apa yang dibayangkan anak-anak.

Baca juga: Ada Kisah Ajaib di Balik Jatuhnya Pesawat Dakota AURI yang Ditembak Pesawat Tempur Belanda pada Operasi Trikora

la kelihatan menahan senyum, tapi pura-pura marah dan membentak: "He, diam! Yang aku maksud, Meneer Anu itu akan memakai pantalon, jas, dasi, lengkap. Beliau tidak memakai kain panjang lagi. Mengerti?!” Kelas menjadi gaduh. Seperti apa ya wajahnya? Tampan? Tidak?

Pada hari yang ditentukan Meneer Anu datang. Tanpa blangkon, rambut hitam mengombak, memakai kaca mata. Tampan dan menimbulkan kesan pandai. Kami mengaguminya, tapi tak berani bertanya-tanya.

Hanya dalam hati menanyakan mengapa beliau boleh ber"setelan"? Apa ada hubungannya dengan kenaikan pangkat?

Kalau murid pacaran