Find Us On Social Media :

Ciaaaaaaat! Silat Nampon Tak Hanya untuk Pertarungan tapi Juga Mengusir Penyakit

By K. Tatik Wardayati, Jumat, 31 Agustus 2018 | 20:00 WIB

Baca juga: Buat Penderita Kanker, Wajib Baca Ini Sebelum Menjalani Pengobatan Alternatif

Selain itu, dengan berlatih tenaga dalam, seorang pesilat Nampon juga dapat bertindak sebagai terapis yang bisa mengobati orang lain. David menjamin, latihan Nampon bisa dilakukan siapa saja.

Agar tingkat kesembuhan bisa diukur dengan jelas, semua pasien yang datang ke klinik selalu diminta untuk melakukan check up di laboratorium. Seperti yang biasa dilakukan sebagai prosedur standar pengobatan dokter.

Semua pasien yang datang pertama kali diharuskan membawa rekam medis dari dokter. Ini untuk memudahkan terapis mengetahui tingkat keparahan penyakit, sekaligus memantau kemajuan yang dicapai.

Jika ia datang dengan penyakit tumor, maka juga harus memantau ukuran tumornya untuk mengetahui kemajuan pengobatan.

Baca juga: Ilmuwan Klaim, Pasien Kanker yang Jalani Pengobatan Alternatif 2,5 kali Lebih Mungkin Meninggal

Cara ini sekaligus untuk mencegah pasien merasa sembuh, padahal sebetulnya belum. Pasalnya, kebiasaan semacam ini jamak terjadi di dunia pengobatan alternatif.

Setelah sembuh secara klinis pun, pasien tetap disarankan untuk berlatih Nampon. Paling tidak, secara mandiri.

Aditiawarman pernah punya seorang rekan seperguruan yang punya pengalaman buruk. Tidak patut ditiru. Sebelum mengikuti Nampon, ia menderita gangguan payah jantung. Jika sedang mengobrol, ia sering terengah-engah di tengah obrolan.

Jika menaiki anak tangga, ia harus berhenti tiap dua atau tiga undak. Ke mana-mana ia tak pernah lepas dari obat dokter yang dikulum di bawah lidah, untuk berjaga-jaga jika sewaktu-waktu mengalami serangan jantung.

Baca juga: Ingat, Menyembuhkan Kanker Tak Cukup dengan Pengobatan Alternatif

Awalnya, ia hanya menjadi pasien pasif yang menerima terapi dari Maman Abdurrahman. Setelah tiga bulan menjalani terapi, atas saran Maman, ia memutuskan untuk ikut latihan silat Nampon.

Secara berangsur-angsur, gangguan jantungnya berkurang. Setelah beberapa tahun menjadi pesilat, ia akhirnya bisa terbebas sama sekali dari gangguan jantung. Obat jantung dari dokter bisa seratus persen ia tinggalkan.

Celakanya, hal ini kemudian membuatnya lupa diri. Karena sudah merasa sembuh, ia melanggar pantangan dokter dalam hal makan dan gaya hidup. Juga tidak pernah lagi berlatih Nampon. Setelah lama tak terdengar beritanya, tiba-tiba saja ia dikabarkan meninggal dunia karena serangan jantung.

Tentu saja sakit dan mati adalah  urusan Tuhan. Tapi bagaimanapun, gaya hidup sembrono karena merasa sudah sembuh sama sekali tidak dibenarkan.

"Pantangan dari dokter tetap harus dipatuhi," kata Aditiawarman. Meskipun sudah sembuh, latihan juga sebaiknya tidak dihentikan begitu saja.

Meraih kesembuhan dan mempertahankan kesehatan memang proses kesinambungan. Selain menyembuhkan, tenaga dalam juga membahayakan: bisa membuat orang sembrono karena merasa sembuh.

Baca juga: BPJS Kesehatan Batasi Rehabilitasi Medik Hanya Dua Kali Seminggu, Pasien akan Dibebani Biaya Pengobatan