Kebiasaan berlatih pernapasan yang meditatif di Nampon juga membuatnya lebih tenang menghadapi masalah dan stres di pekerjaan.
Sekalian menjadi pesilat
Baca juga: 'Satukan' Jokowi dan Prabowo, Pesilat Hanifan: Indonesia Itu Saling Menghargai, Bukan Mencaci
Tentu saja ,tidak semua penyakit bisa diselesaikan dengan teknik pengobatan Nampon. Banyak juga yang tidak berhasil. "Yang menyembuhkan penyakit itu 'kan bukan kita," kata Aditiawarman, seraya menandaskan bahwa Nampon hanya sebuah ikhtiar.
Terapis maupun pasien dituntut punya kesadaran bahwa sakit dan sembuh adalah pemberian Tuhan.
Berdasarkan pengalaman, peluang untuk tidak berhasil akan semakin besar jika pasien menderita penyakit tambahan: kurang sabar. Kesabaran merupakan unsur yang sangat penting di dalam terapi Nampon.
Soalnya, kebanyakan terapi membutuhkan waktu yang cukup lama sampai penyakit benar-benar sembuh. Jika penyakitnya parah, biasanya dibutuhkan waktu beberapa bulan sampai sembuh. Dalam kasus Hamni, ia butuh waktu sekitar setahun sampai benar-benar bebas dari asma.
Baca juga: Pilih Pengobatan Alternatif, Pria Penderita Kanker Ini Malah Keracunan Sianida
Hal ini sering disalahpahami oleh pasien. Terutama oleh mereka yang menganggap pengobatan alternatif sebagai sebuah keajaiban yang bisa menyembuhkan dalam tempo seketika. Banyak di antara mereka yang datang ke klinik satu-dua kali dengan harapan bisa sembuh secepatnya.
"Terjadinya penyakit itu biasanya 'kan melalui proses panjang. Mungkin saja bertahun-tahun. Tidak mungkin sekali datang untuk terapi langsung sembuh," tandas David.
Berdasarkan pengalaman pula, peluang untuk sembuh menjadi semakin besar jika pasien juga sekalian mengikuti latihan silatnya. Tidak hanya datang ke klinik sebagai pasien.
Dengan aktif berlatih silat, efek terapi tenaga dalamnya akan semakin kuat karena pasien langsung mengobati dirinya sendiri dari dalam. Tidak hanya mengandalkan tenaga dalam dari terapis.