Find Us On Social Media :

Ciaaaaaaat! Silat Nampon Tak Hanya untuk Pertarungan tapi Juga Mengusir Penyakit

By K. Tatik Wardayati, Jumat, 31 Agustus 2018 | 20:00 WIB

Intisari-Online.com – Dunia persilatan identik dengan aju jotos dan tukar tendangan. Namun di Nampon, salah satu  aliran pencak silat tradisional asal Sunda, tenaga dalam dimanfaatkan tak hanya untuk pertarungan, tapi juga mengusir penyakit. Ciaaat, ciaaat, sudah banyak lo yang membuktikan.

Mari kita simak tulisan M. Sholekhudin, yang dimuat di Majalah Intisari edisi Agustus 2007 berikut ini.

Hamni, seorang karyawan swasta di Jakarta Selatan, termasuk salah satunya. Sejak kecil, ia mengidap asma sebagai penyakit turunan. Sehari-hari pun ia tak pernah jauh dari obat-obat asma, karena penyakit ini gampang sekali kumat.

Jika ada pencetus, asmanya langsung kumat. Karena penyakitnya ini gampang kambuh, ia seringkali kurang istirahat. Badannya kurus kering dan gampang sakit-sakitan.

Baca juga: Kembali Sumbang Emas Lewat Ganda Putri, Pencak Silat Sudah Sumbang 10 Emas untuk Indonesia

Bermacam-macam metode pengobatan pernah ia coba, bukan hanya pengobatan medis. "Asma 'kan memang enggak bisa benar-benar sembuh dengan obat dokter," katanya beralasan.

Olahraga juga ia lakoni dengan maksud agar badannya lebih sehat, sehingga tak gampang terserang asma. Renang ia coba, basket ia mainkan, beladiri juga ia jalani. Tapi hasilnya tidak sebagus yang ia harapkan. Asmanya masih sering kambuh.

Satu kali, atas ajakan seorang kawan, ia memutuskan ikut latihan pencak silat Nampon yang kebetulan tempat latihannya dekat dengan rumahnya. Saat awal mencoba, ia tidak berharap terlalu banyak, karena menyangka Nampon sama saja dengan beladiri fisik yang pernah ia coba.

Tiap minggu dua kali ikut latihan bersama. Selain itu, tiap hari ia juga melatih sendiri jurus Nampon di rumah secara rutin.

Baca juga: Sumbang Emas Ke-9 Lewat Nomor Seni Perorangan Putra, Pencak Silat Indonesia Kian Mendominasi

Ternyata hasilnya di luar dugaan. Tiga bulan pertama sejak ikut latihan, frekuensi kekambuhan asmanya berkurang. Semakin lama berlatih, frekuensinya semakin jarang.

Akhirnya, setelah kira-kira setahun menjadi pesilat Nampon, ia bisa mengucapkan good bye kepada penyakitnya itu. Obat asma juga bisa ia tinggalkan seratus persen. Badannya yang dulu kurus kering, kini jadi lebih berisi.

Bekerja di tingkat sel