Find Us On Social Media :

Lenin, Membuat Sejarah 'Berdarah' Berulang Terus di Rusia

By K. Tatik Wardayati, Selasa, 11 September 2018 | 16:15 WIB

Untuk mengalihkan perhatian kaum buruh dan kaum petani, Nicholas menyulut perang dengan Jepang (1904-1905). Tapi Rusia mengalami kekalahan telak, dan justru menyebabkan ketakpuasan makin berkobar.

Sejumlah huru-hara muncul. Yang paling terkenal adalah Minggu Berdarah, peristiwa penembakan yang dilakukan tentara terhadap massa buruh yang berdemonstrasi di Saint Petersburg, 22 Januari 1905.

Baca juga: Suriah-Rusia akan Menghabisi Pemberontak, Pasukan AS Siap Menghadang, akankah Perang Dunia III Pecah?

Salah satu pemimpin kelompok radikal itu adalah Vladimir Mich Ulyanov. Lahir 22 April 1807 di Simbrisk, kota yang berada di tepi Sungai Volga, Ulyanov menamatkan studi hukumnya di Universtas Saint Peterburg dengan nilai paling tinggi.

Setelah itu ia memusatkan perhatiannya pada gerakan revolusioner. Pada masa inilah ia menggunakan nama samaran Lenin, yang kemudian terus menempel pada dirinya. Karena aktifitasnya, Lenin terpaksa hidup di pengasingan.

ta kembali ke Rusia pada 16 April 1917, atas pertolongan Jerman yang ingin memecah belah Rusia. Kedatangannya disambut hangat oleh para pengikutnya. Hanya tiga bulan setelah menginjakkan kaki di tanah airnya, ia sudah mencoba melakukan kudeta.

Tapi usaha pengambilalihan kekuasaan ini gagal. Dan Lenin terpaksa lari ke luar negeri.

Baca juga: Gawat Pengebom Nuklir Tu-160 Rusia Berpangkalan di Arktik, Jarak Menyerang ke AS pun Jadi Makin Dekat

Lenin kembali ke Rusia pada bulan September. la tak  membuang-buang waktu. Pada Oktober, ia melakukan usaha perebutan kekuasaan sekali lagi. Kali ini ia berhasil, karena dibantu oleh militer.

Vladimir Lenin, pendiri Partai Buruh Sosial Demokrat Rusia, lantas membentuk Partai Komunis Rusia, yang kemudian menjadi satu-satunya partai politik di Rusia.

Pada saat itu juga muncul badan yang membuat keputusan, Politbiro, namanya. Semula, badan ini hanya berfungsi bila pemerintahan mengalami krisis. Tetapi tahun 1919, Politbiro berfungsi penuh sebagai penentu keputusan.

Anggota Politbiro terbagi dari anggota yang tak punya hak pilih dan yang punya hak pilih penuh.