Napoleon tak memperhatikan pakaiannya. Juga kalau makan, ia jarang membutuhkan waktu lebih dari 15 menit. Anggurnja (“Chambertin") pun termasuk kelas menengah. Seorang ahli anggur yang pernah diundang untuk mencoba persediaan anggur istana, memberi komentar berikut, ”Ada yang lebih baik.”
Baca juga:Nenek Buyut Raja Swedia Saat Ini Ternyata Bekas Pacar Napoleon
Kalau tidak berperang, setiap hari dilewati Napoleon pada meja kerjanya atau meja konperensi. Tapi tidak sampai jauh malam (seperti kebiasaan Hitler). Jam 10 malam ia sudah ke kamar tidurnya, meskipun adakalanya ia bangun jam 1 atau jam 2 untuk bekerja beberapa jam lagi.
Kadang-kadang iapun suka berbuat seperti Harun Alrashid: secara incognito berjalan-jalan diwaktu malam di Paris, dengan hanya didampingi satu orang: jenderal Duroc.
Napoleon selalu ingin mengontrol sendiri pekerjaan yang ditugaskannya kepada bawahannya. Sekalipun mereka itu jauh dari dia, terasa benar oleh mereka “hawa" pribadi Napoleon.
Ketika ia suatu kali menuduh bawahannya tidur dijam kerja, pegawai itu menyahut, “Kalau benar itu, saya akan girang sekali - Sri Paduka demikian menakutkan kami hingga pules diwaktu kerja sama sekali mustahil.”
Baca juga: Bukan Pasukan Musuh, Tapi Karena Serbuan Hewan Ini Pasukan Napoleon Kocar-Kacir
Kesehatannya
Mengenai kesehatannya terdapat banyak dongeng. Baru-baru ini (tahun 1959 dengan terbitnya buku J. Kemble “Napoleon Immotal") seorang dokter telah menyelidiknya. Anggapan bahwa Napoleon tak membutuhkan tidur harus ditolak.
Ajudannya (Marmont) mengatakan bahwa Napoleon suka tidur lama, akan tetapi ia dapat menentukan saat tidur itu menurut kehendaknya. Misalnya ditengah-tengah suatu pertempuran.
Meskipun banyak menunggang kuda dan tak banyak makan, ketika sudah menjadi kaisar ia makin gemuk.
Baca juga: Battle of the Nile : Misi Rahasia Pasukan Napoleon Mengusasi Mesir Lewat Laut yang Berakhir Tragis