Penulis
Intisari-Online.com – Medali perunggu diraih pasangan ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu di ajang bulu tangkis perorangan Asian Games 2018.
Greysia/Apriyani dikalahkan Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi (Jepang) dengan skor 15-21, 17-21.
Matsutomo/Takahashi memang sering kali menjadi batu sandungan bagi Greysia/Apriyani.
Dalam tujuh pertemuan, baru satu kali Greysia/Apriyani memenangkan laga melawan peraih medali emas Olimpiade Rio de Janeiro 2018 tersebut.
Baca juga:Berikut Jadwal Pertandingan Atlet Indonesia di Asian Games 2018 Hari Selasa 28 Agustus Ini
Dalam pertarungan kali ini pun Greysia/Apriyani tak bisa melewati tekanan demi tekanan yang terus diberikan pasangan Jepang ini.
"Jujur secara teknik level kami dan lawan sama. Tapi secara mental agak timpang. Saya berusaha untuk menolong Apri sejauh mana yang saya bisa. Tapi proses tidak bisa dipaksa. Saya selalu ingin jadi juara di rumah sendiri," kata Greysia usai laga.
Diungkapkan Greysia bahwa ia tak kecewa karena ini proses buat Apri. Menurutnya, hasil yang sudah mereka raih selama ini sudah jauh di luar dugaan mereka dan pelatih.
Pada tahun lalu, sang pelatih, Eng Hian, menargetkan dalam dua tahun lagi, penampilan mereka naik.
Tapi ternyata belum setahun, Greysia/Apriyani sudah berhasil meraih gelar juara super series dan masuk dalam jajaran Top 10 dunia. Greysia mengatakan ini adalah hal yang harus mereka syukuri.
"Saya tidak menyesal, ini pelajaran untuk Apri bagaimana menjadi juara seutuhnya. Saya sudah pernah merasakan hal ini, saya bersyukur pernah menjadi juara Asian Games bersama Nitya (Krishinda Maheswari).”
“Adanya saya di sini adalah untuk bantu yunior-yunior saya bisa naik. Saya fokus dengan apa yang saya bisa, sisanya urusan Tuhan. Dia tidak kasih sekarang, ya saya terima," ujar Greysia.
Baca juga:Ini Jadwal Pertandingan Final Bulutangkis Asian Games 2018, Ada 3 Wakil Indonesia!
Greysia juga mengutarakan keinginannya agar para juniornya mampu menjalankan tongkat estafet, ia terus mengisyaratkan bahwa waktunya bermain bulutangkis sudah tak lama lagi.
"Sekarang tinggal kepada Apri dan yunior-yunior lainnya, mau ambil kesempatan atau tidak? Karena nggak akan mungkin saya masih main sampai lima atau sepuluh tahun ke depan.”
“Jadi saya selalu bilang ke Apri, semakin cepat semakin bagus, saya selalupushdia dalam latihan, keseharian dia, mengajarkan punya mental juara.”
“Di satu sisi, saya juga belajar jadi orang yang dewasa. Karena ada Apri, saya jadi belajar jadi orang yang dewasa," ujar Greysia.
"Sebenarnya pelajaran ini adalah warisan paling berharga, tidak ada yang lebih baik dari itu. Ini bagian dari non teknis.
“Karena kalau bicara teknis, Apri punya kemampuan, dia luar biasa. Dia langsung bisa mengimbangi permainan pasangan nomor satu dunia, dia tampil jauh di atas kemampuannya.”
“Apri masih butuh banyak waktu, saya harus bertahan dan sabar dalam latihan, pertandingan, Apri harus bisa maju jadi orang yang lebih matang lagi," kata Greysia yang tak dapat menahan tangisnya.
Sementara itu, Apriyani juga tak bisa menyembunyikan kekecewaannya. Ia sempat terpaku dan tak dapat menjawab pertanyaan yang dilemparkan awak media usai pertandingan.
"Saya mohon maaf kepada para pendukung kami, saya mohon maaf kepada kak Greys. Hari ini saya tidak bisa menampilkan semua kekuatan saya.”
“Mungkin faktor (pertandingan) kemarin, badan tidak mungkin dibohongi. Sekali lagi saya minta maaf untuk hasil ini. Saya tahu kak Greys sangat kecewa sekali," ucapnya lirih.(Tjahjo Sasongko)
(Artikel ini sudah tayang di kompas.com dengan judul "Kehilangan Gelar, Greysia Tak Menyesal")
Baca juga:Atlet Asal Tiongkok Jadi Viral di Twitter Setelah Tertangkap Kamera Minum Santan, Aneh-aneh Saja