Penulis
Intisari-Online.com- Penampilan apik bintang tim voli putri Indonesia, Aprilia Manganang, saat melibas Filipina pada penyisihan grup Asian Games, Sabtu (26/8/2018) nampaknya telah menarik banyak perhatian.
Bukan hanya karena aksinya, pasalnya Aprilia memang memiliki postur dan fisik yang menyerupai laki-laki.
Bahkan dalam Sea Games 2015, pelatih tim voli Sea Games Filipina, Roger Gorayeb, meragukan status kelamin Aprilia Santini Manganang sebagai seorang perempuan.
Lebih lanjut, saat itu pelatih Filipina sempat mengajukan protes kepada panitia pelaksana Sea Games 2015.
Saat itu, Aprilia dilaporkan kepada pihak panitia Sea Games Singapura oleh pelatih tim voli Filipina karena dicurigai sebagai pria.
Hal ini merujuk pada penampilan Aprilia yang menyerupai seorang pria.
Merujuk pada dunia medis, penampilan atlet voli putri Aprilia Santini Manganang yang seperti pria mungkin disebabkan sindrom ovarium polikistik.
Sindroma ovarium polikistik adalah kondisi dimana ovarium menghasilkan terlalu banyak hormon testoteron.
Baca Juga:Bertemu dengan Pilot Pembom yang Menyerang Indonesia Saat Perang Dunia II
Ya, hormon yang biasanya memberikan ciri sekunder pada jenis kelamin pria ini akan memberikan dampak pada wanita, baik psikologis, fisik, atau fisiologis.
Namun, perlu diingat bahwa pada dasarnya wanita juga memang memiliki hormon testoteron dalam tubuhnya, namun dalam jumlah yang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan pria.
Khusus untuk kasus penampilan atlet voli putri Aprilia Santini Manganang yang seperti pria mungkin disebabkan sindroma ovarium polikistik.
Jika melihat salah satu dampak adalah munculnya virilisasi.
Kondisi ini membuat seorang wanita akan memiliki karakteristik maskulin, seperti layaknya seorang pria.
Karakteristik ini bisa terwujud dalam tampilan berupa mengecilnya payudara dan rahim, banyaknya rambut dan bulu di wajah dan tubuh, serta otot-otot tubuh yang membesar.
Sindrom ovarium polikistik sebenarnya cukup umum terjadi pada wanita usia reproduksi.
Hal ini diperkirakan mempengaruhi 5-10% wanita dalam kelompok ini.Meski tidak semua wanita akan memiliki gejala-gejala yang disebutkan di atas.
Baca Juga:Tamu Undangan Tak Menyangka, Sajian Katering Pernikahan Manfaatkan Makanan Sisa Demi Menekan Biaya
Sebanyak 50% kasus sindrom ovarium polikistik diwariskan dari orangtua.
Hal ini jugalah mungkin yang membuat penampilan atlet voli putri Aprilia Santini Manganang yang seperti pria.
Selain Aprilia, Dutee Chand, sprinter andalan dari India un juga disangka sebagai seorang pria karena memiliki kandungan hormon testoteron yang tinggi.