Find Us On Social Media :

Jangan Pernah Cuci Daging dengan Air Mengalir, Jika Tak Ingin Kehilangan Ini

By K. Tatik Wardayati, Sabtu, 25 Agustus 2018 | 06:00 WIB

Yaitu biji-bijian, campuran biji-bijian (katul) dengan rumput atau hanya rumput. Yang pasti, daging impor lebih lembut hingga cocok untuk dibuat masakan yang diolah dalam waktu singkat. Steak, misalnya.

Baca juga: Ngerinya Krisis di Venezuela, Harga Daging 9,5 Juta, Popok 8 Juta

Namun demikian bukan berarti daging lokal lebih buruk kualitasnya daripada daging impor, khususnya dari sudut kandungan lemaknya. Karenanya orang asing yang biasanya tahu memilih daging sesuai dengan jenis masakannya, memilih daging lokal karena tidak berlemak/lean.

Daging jenis ini tentunya sangat baik untuk kesehatan kita. Dan karena seratnya lebih kasar dan liat, daging lokal lebih cocok untuk dibuat masakan Indonesia yang memasaknya relatif lebih lama. Rendang atau semur, misalnya.

Membersihkan daging

Kendati memilih daging yang baik merupakan langkah utama dalam menghasilkan masakan yang enak, tetapi itu saja tidak cukup. Cara membersihkan daging pun amat menentukan.

Baca juga: Jangan Dicuci, Ini Cara Paling Benar Bersihkan Daging Kurban

Salah sedikit saja, sari daging sudah terbuang dan rasanya tidak lagi segar. Padahal Anda sudah berusaha memilih daging yang segar.

Membersihkan daging hanya baik dengan menyayat bagian luarnya, sekadar untuk membersihkan jaringan-jaringan atau bagian ototnya. Kebiasaan kita yang salah adalah mencuci daging dengan air. Sari daging akan turut mengalir bersama air daging.

Mungkin Anda takut daging masih kotor karena kotoran masih tampak menempel. Hal ini sebetulnya tak perlu terjadi karena setelah dimasak, daging cukup steril untuk dimakan.

Menyimpan daging

Baca juga: Ingin Daging Kurban Tahan Lama dan Tetap Aman Dikonsumsi? Ini 8 Tips Jitunya!