Find Us On Social Media :

Harga Daging Ayam di Venezuela Capai 14 Juta Bolivar, Apa Penyebab Negara Bisa Alami Hiperinflasi?

By Intisari Online, Jumat, 24 Agustus 2018 | 20:30 WIB

Intisari-Online.com - Beberapa waktu lalu sering diwartakan mengenai kondisi Venezuela yang inflasinya meroket tinggi.

Nilai mata uang bolivar Venezuela juga telah hilang 99,9 persen hanya dalam waktu singkat.

Terbaru, diberitakan harga I kg tomat mencapai 5 juta Bolivar, sementara ayam potong mencapai 14 juta Bolivar.

Dengan kondisi yang parah tersebut, Venezuela telah masuk dalam pusaran hiperinflasi.

Baca juga: Miliki Wajah yang Tak Biasa, Bayi Ini Bikin Orang Terkejut Sekaligus Sedih

Akan tetapi, apa sebenarnya hiperinflasi, apa penyebabnya, dan bagaimana solusinya?

Mengutip The Economist, Jumat (16/2/2018), hal pertama yang harus dipahami adalah definisi hiperinflasi.

Pada tahun 1956, ekonom Phillip Cagan yang bekerja di Biro Nasional Riset Ekonomi AS dalam studinya mendeskripsikan hiperinflasi sebagai periode di mana harga melonjak lebih tinggi dari 50 persen dalam sebulan.

Penyebab hiperinflasi beragam, namun biasanya adalah revolusi, perang, maupun transisi politik.

Baca juga: Jangan Kaget, Selingkuh Juga Bisa Membawa Dampak Positif Lho!

Kondisi hiperinflasi pertama yang tercatat adalah antara tahun 1795-1796 di Perancis pada periode revolusi.

Setelah Perang Dunia I pun terjadi hiperinflasi di Eropa, khususnya di Jerman.

Kemudian, hiperinflasi juga terjadi pada awal 1990-an pada negara-negara yang terdampak pecahnya Uni Soviet.