Find Us On Social Media :

Negeri Sembilan Malaysia Tenyata Mengadunya ke Minangkabau Juga

By Muflika Nur Fuaddah, Kamis, 23 Agustus 2018 | 10:00 WIB

Komunitas-komunitas kecil perantau Minangkabau ini terdiri membentuk persekutuan negeri-negeri yang terdiri dari sembilan negeri.

Secara politik, wilayahan Negeri Sembilan ini dikuasai oleh pemimpin yang berbeda-beda dan silih berganti.

Mulai dari Malaka, kemudian Portugis, lalu Johor sebagai penerus Kerajaan Melayu Malaka.

Pada masa Kekuasaan Johor inilah (akhir abad ke-18) kedaulatan kerajaan Negeri Sembilan baru memiliki raja sendiri, yang dikirim dari Minangkabau.

Hingga saat ini, ada ungkapan terkenal di Negeri Sembilan:

"Beraja ke Johor, Bertali ke Siak, Bertuan ke Minangkabau."

Ungkapan terakhir memiliki arti bahwa mereka menjadikan Minangkabau sebagai tempat mengadu atau tempat orang yang patut dijadikan "Yamtuan" atau Yang Dipertuan.

Sebelum memiliki raja dari Minangkabau, perpolitikan di Negeri Sembilan cukup panas.

Ada perebutan kekuasaan, termasuk oleh orang-orang Johor dan Bugis.

Baca Juga: Kebiasaan Aneh Adolf Hitler dan Idi Amin: dari Suka Makan Anak Burung Merpati hingga Menyantap Larva Tawon

Barulah pada sekitar 1773, setelah Negeri Sembilan terkatung-katung, Johor memperbolehkan mendatangkan putra mahkota dari kerajaan Pagaruyung Minangkabau untuk memerintah dan mengusir orang Bugis.

Raja Malewar atau Mahmud dari Minangkabau itu berkuasa dari 1773-1795 dan berhasil menegakkan hukum adat ala Minangkabau sekaligus mengusir orang Bugis dengan sukses.