Find Us On Social Media :

Kisah Tragis Sri Lanka, Jual Pelabuhan Karena Gagal Bayar Utang ke China

By Yoyok Prima Maulana, Senin, 20 Agustus 2018 | 17:08 WIB

Sayang, meski sudah diberi keringanan AS$1 miliar, tetap saja susah membayar cicilan utang.

Bayangkan, pada tahun berjalan Sri Lanka menghasilkan pendapatan AS$14,8 miliar (Rp207 triliun).

Namun sekitar AS$12,3 miliar (Rp172,2 triliun) di antaranya tersedot untuk membayar utang.

Walhasil, pada Desember 2017 Sri Lanka harus merelakan pelabuhan dan 15.000 hektar tanah di sekitar pelabuhan kepada China karena tidak mampu membayar utangnya.

Baca juga: Punya Potensi Gigi Berlubang? Lakukan 8 Cara Mudah Ini untuk Memulihkannya

Berdasarkan kesepakatan, China akan menguasai wilayah yang punya nilai strategis di bidang ekonomi maupun militer itu selama 99 tahun.

Penguasaan tersebut juga membuat China punya kendali atas wilayah yang hanya terpaut beberapa ratus kilometer dari pantai saingannya, India.

Analis Senior di Australian Strategic Policy Institue, Malcolm Davis menilai langkah China mengambil alih pelabuhan tersebut menguntungkan.

Sebab dengan begitu China bisa memiliki keuntungan untuk mengekspor barang ke India lebih mudah.

"Pelabuhan itu tidak hanya menjadi jalur yang strategis ke India bagi China, tetapi juga memberi China posisi yang menguntungkan untuk mengekspor barang-barangnya ke dalam lingkup ekonomi India, sehingga mencapai sejumlah tujuan strategis dalam hal itu," jelasnya.

Kesepakatan ini seolah memperkuat tudingan Barat bahwa China punya misi terselubung dalam proyek bantuan utangnya ke negara-negara lain.

China dituduh sengaja membuat proyek infrastruktur negara yang diutanginya gagal supaya bisa dianeksasi.

Baca juga: Takut Diselingkuhi? Ini Cara Mudah Menyadap Whatsapp Pasangan