Find Us On Social Media :

Kisah Tragis Sri Lanka, Jual Pelabuhan Karena Gagal Bayar Utang ke China

By Yoyok Prima Maulana, Senin, 20 Agustus 2018 | 17:08 WIB

Intisari-online.com - China kerap menawarkan bantuan dan pinjaman kepada sejumlah negara.

Mulai dari negara yang tengah membangun infrastruktur seperti Indonesia maupun negara yang sedang diterpa krisis ekonomi macam Turki.

Uluran tangan dari negeri tirai bambu tetap disambut baik, namun juga harus diwaspadai.

Kisah tragis Sri Lanka bisa dijadikan pelajaran.

Baca juga: Malaysia Berutang Rp3.500 Triliun Terancam Bangkrut, Indonesia Berutang Rp5.000 Triliun Justru Tidak, Ini Alasannya

Negara di kawasan Asia Selatan tersebut mesti menjual pelabuhan strategisnya, Hambantota karena tidak mampu membayar utang ke China.

China diketahui membiayai proyek pelabuhan Hambantota yang terletak di pantai Selatan Sri Lanka melalui bantuan utang sebesar AS$1,5 miliar (Rp21 triliun).

Awalnya hubungan Sri Lanka dan China berlangsung sangat manis.

Seperti dikutip dari The New York Times, dulu (mantan) Presiden Sri Lanka, Mahinda Rajapaksa selalu mendapat jawaban "yes" dari China setiap mengajukan pinjaman proyek infrastruktur.

Baca juga: Demi Incar Turki, China Gertak Amerika dan Pamerkan Pesawat Pembom Nuklir Terbarunya

Meski proyek tersebut sangat ambisius, tidak lolos kelayakan studi, atau ditolak negara donor lain, jawaban China selalu "iya".

Tak heran jumlah utang Sri Lanka ke China membengkak besar di era pemerintahan Rajapaksa (2005-2015).

Salah satu proyek paling prestisius adalah pembangunan pelabuhan Hambantota di pantai selatan Sri Lanka.