Find Us On Social Media :

Si Manusia Kebal Itu Akhirnya ‘Kalah’ oleh Daun Kelor dan Batang Padi

By K. Tatik Wardayati, Senin, 20 Agustus 2018 | 19:30 WIB

Anugerah Tuhan

Baca juga: Inilah Prediksi Evolusi Manusia Seribu Tahun Mendatang: Kebal Penyakit hingga Hidup Abadi

lmu kekebalan juga merambat di berbagai seni bela diri. Banyak perguruan pencak silat menyertakan ilmu kebal atau tenaga dalam di puncak latihannya. Kini perguruan tenaga dalam menjamur dan banyak diminari bukan saja oleh kalangan muda.

Di Yogyakarta misalnya, tersebar tak kurang dari 50 perguruan, tapi menurut catatan hanya sekitar 33 perguruan saja yang terdaftar dalam anggota Ikatan Perguruan-perguruan Bela Diri Tenaga Dalam.

Fenomena baru ini oleh beberapa pengamat dinilai sebagai pertanda meningkatnya gairah masyarakat mengungkap ilmu yang katanya warisan leluhur.

Mungkin betul. Hanya saja, ilmu ini tetap menjadi teka-teki yang tak gampang dijawab. Artinya, betulkah ada orang kebal sungguhan yang tak mempan dibacok, ditusuk, dan dibakar sebagaimana diperlihatkan dalam acara demonstrasi?

Baca juga: Ditemukan! 4 Sel Darah Baru yang Bisa Tingkatkan Sistem Kekebalan Tubuh untuk Lawan Infeksi

Di Yogyakarta persoalan ini pernah diseminarkan oleh Koran Minggu Pagi 9 November 1991. Tak kurang dari pengarang cerita silat ternama Asmaraman S. Kho Ping Hoo alm. angkat bicara, di samping kalangan paranormal lainnya.

Apa kesimpulan seminar ilmu kasekten itu? Keberadaan ilmu gaib tetap belum dapat dijabarkan secara tuntas. Bahkan Kho Ping Hoo tegas menyatakan, kesaktian itu terletak pada pikiran manusia. la merupakan bagian kecil dari anugerah Allah yang disesuaikan dengan kondisi zaman.

Apa sih artinya telepati dibandingkan dengan televisi yang memungkinkan orang bisa melihat peristiwa saat itu juga di benua lain? Apa artinya jimat sakti dibandingkan dengan rudal? Apa pula kelebihan manusia sakti yang bisa terbang, kalau diukur dari kecanggihan pesawat yang bisa mengangkut ratusan orang?

"Jadi, menurut saya, kesaktian itu letaknya pada pikiran manusia. Manusia mampu membuat peralatan teknologi canggih itu namanya sakti," kata pengarang dari lereng Gunung Lawu itu diplomatis.

Baca juga: Air Force One, Pesawat Kepresidenan AS Seharga Rp8,7 Triliun yang Kebal Ledakan Nuklir