Intisari-Online.com - Perang memang secara tidak langsung mengakibatkan banyak kerugian.
Tak hanya bagi manusia, tapi juga untuk flora dan fauna yang ada di sekitar lokasi perang itu.
Sebanyak 1.000 ekor buaya tak menjadi "tunawisma" di Tepi Barat setelah upaya seorang pria untuk membuka sebuah tempat wisata gagal dan ini merupakan efek domino dari perang.
Gagalnya pembangunan tempat wisata ini memusingkan pemerintah, sebab buaya-buaya itu telantar dan tak ada tempat untuk menampung mereka.
Baca Juga: Ratu Elizabeth II Sering Dianggap Tidak Menyayangi Lady Diana, Ini Fakta Sebenarnya
Bahkan, Kementerian Pertahanan Israel terpaksa mengakui tidak memiliki cara untuk mengatasi telantarnya para reptil buas itu.
Peternakan Petza'el awalnya dibangun untuk tujuan wisata di kawasan tersebut sejak 20 tahun lalu. Sayangnya, upaya tersebut gagal.
Perang yang terus terjadi antara Israel dan Palestina membuat turis enggan datang dan pemerintah harus berpikir ulang ketika 70 ekor buaya kabur pada 2012.
Dan kini, menurut harian The Times of Israel, pemerintah tidak memiliki solusi bagi masalah buaya ini.
Baca Juga: Bukan Hoaks, Tupperware Bisa Digadaikan di Pegadaian Hingga Senilai Rp500 Ribu
Pemilik peternakan, Hadi Bitan awalnya berusaha membawa buaya-buaya itu ke penampungan baru di Siprus.
Namun, warga kota Achna, tempat peternakan buaya itu akan dibangun, menolak rencana tersebut.
"Pemerintah masih berupaya untuk mencari penyelesaian masalah buaya ini. Namun, setelah mencoba banyak cara kami belum menemukan rumah baru bagi buaya-buaya ini," kata Departemen Administrasi Sipil Israel.