Find Us On Social Media :

Sempat Kalah Telak, Uni Soviet Berhasil Imbangi Pertempuran Udara dalam Perang Korea Setelah Curi Pesawat Ini

By Intisari Online, Sabtu, 11 Agustus 2018 | 15:30 WIB

Intisari-Online.com - Dalam Perang Korea (1950-1953), Amerika Serikat bersekutu dengan Korea Selatan memerangi Korea Utara yang disokong Uni Soviet dan China.

Dalam perang ini, sejumlah mesin perang terbaru ikut ambil bagian salah satunya adalah jet tempur F-86 Sabre atau disebut Sabrejet milik AS.

Sementara di sisi yang berlawanan, Korea Utara menggunakan jet tempur buatan Uni Soviet MiG-15.

Kedua pihak sama-sama ingin tahu kekuatan dan kelemahan masing-masing pesawat tempur.

Baca juga: Bukan Hoaks, Tupperware Bisa Digadaikan di Pegadaian Hingga Senilai Rp500 Ribu

Itulah yang mendorong Uni Soviet memutuskan untuk mencuri sebuah F-86 Sabre.

Amerika Serikat mulai menggunakan F-86 Sabre pada 1949. Sayap pesawat ini dirancang untuk membuatnya mampu mencapai kecepatan suara.

Dengan kemampuan terbangnya yang luar biasa ini, F-86 segera menjadi tulang punggung dalam pertempuran udara dalam Perang Korea, meski jenis-jenis pesawat dengan sayap tegak seperti F-80 dan F-84 masih digunakan.

Lalu, semua berubah ketika pada 1 November 1950, ketika Uni Soviet merespon kehadiran F-86 Sabre dengan jet terbarunya MiG-15.

Baca juga: Kisah Sniper AS Merayap Sejauh 2,5 Km Selama 4 Hari Demi Tembak Mati Jenderal Vietcong

Kedua pesawat ini amat mirip dalam hal rancangan, terutama bentuk sayapnya yang agak miring untuk membantu mencapai kecepatan suara. Namun, setiap pesawat memiliki kesepakatan dan kelemahan.

Sabre bisa mencapai kecepatan 1.100 kilometer per jam, kemudian bisa berguling, berbelok, dan menukik dengan kecepatan tinggi.

Selain itu, Sabre memiliki desain yang secara aerodinamik lebih stabil.