Find Us On Social Media :

Inilah Alasan kenapa Ratu Bajak Laut Muslim Sayyida al-Hurra Menjadi Musuh Nomor 1 Monarki Kristen Eropa

By Muflika Nur Fuaddah, Senin, 25 Juni 2018 | 20:30 WIB

Intisari-Online.com - Saat kerajaan Islam Granada di Spanyol ditaklukkan Ferdinand dan Isabella, Sayyida al-Hurra, yang masih berusia 7 tahun, bersama keluarganya terpaksa melarikan diri ke Maroko dan menetap di Chaouen.

ketika usianya 16 tahun, ia menikah dengan Sultan al Mandri.

Bersama-sama dalam bahtera rumah tangga, mereka menjadi orang-orang yang gigih berperang melawan Portugis.

Baca Juga: Seperti Siluman, Personel Kopaska Ini Seorang Diri dan Tanpa Senjata Menyusup ke Kapal Perang Malaysia Lalu Mengusirnya

Namun pada 1515 M, suaminya meninggal dan sekaligus menjadikan Sayyida sebagai gubernur Tétouan menggantikan suaminya.

Sebagai seorang gubernur perempuan, kepemimpinan Sayyida al-Hurra sungguh mengagumkan.

Dia bahkan mendapat pujian dari Ratu Spanyol Isabella sebagai perempuan Andalusia yang kuat.

Sayyida al-Hurra juga cerdas dalam memainkan taktik politik dan diplomasi dengan Spanyol serta Portugis.

Baca Juga: Inilah 9 Universitas Terbaik Indonesia 2018, Adakah Almamater Anda?

Setelah menjadi gubernur, Sayyida kemudian menjalani takdirnya sebagai Ratu Maroko.

Hal itu dikarenakan pernikahannya dengan sultan Maroko penguasa Fes, Ahmed al-Wattasi.

Masih menyimpan dendam karena perebutan tanah airnya oleh Ferdinand dan Isabella, berkobarlah dendam dalam dada Sayyida yang membuatnya sangat ingin balas dendam.

Dia kemudian bersekutu dengan Barbarossa al Algeirs Kanselir Turki untuk menguasai jalur laut di Eropa dan Timur Tengah.