Penulis
Intisari-Online.com - Saat ini Kusta masih menjadi salah satu masalah kesehatan di Indonesia. Meskipun pada tahun 2000 , Indonesia telah dikatakan mencapai eliminasi kusta, namun penyakit ini masih endemik di beberapa provinsi dan kabupaten di Indonesia. Sampai saat ini, masih saja ditemukan penderita baru. Jadi, penyakit ini masih belum "benar-benar" tereliminasi dari Indonesia. Dampak yang ditimbulkan oleh penyakit kusta bukan hanya dari segi medis saja namun juga merupakan masalah sosial dan ekonomi akibat stigma dan kecacatan yang ditimbulkannya.
Bila kita mendengar tentang penyakit kusta, yang terbayang adalah penderita kusta dengan jari-jari tangan dan kaki termutilasi dengan borok kotor yang kronis dan penderitanya pun banyak dari golongan ekonomi lemah. Timbulnya stigma kusta dalam masyarakat disebabkan oleh ketakutan masyarakat yang berlebihan terhadap penyakit ini. Penderita kusta dijauhi dan diasingkan oleh masyarakat sekitar sehingga penderita kusta sendiri juga mengisolasi diri rapat-rapat dan enggan berobat.
Kusta atau Morbus Hansen atau yang juga populer disebut lepra adalah penyakit infeksi kronik yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium leprae. Penyakit ini menyerang saraf tepi, kulit, mukosa mulut, saluran napas bagian atas, mata, otot, tulang dan testis. Cara penularannya adalah melalui saluran nafas dan melalui kulit yang lecet pada bagian tubuh yang bersuhu dingin, misalnya cuping telinga, ujung hidung. Sumber penularannya adalah penderita kusta tipe multibasiler yang tidak mendapatkan terapi.
Timbulnya penyakit kusta pada seseorang tidaklah mudah. Ada banyak faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut antara lain:
Sumber penularan ialah penderita kusta multibasiler yang tidak mendapatkan pengobatan. Kontak dengan penderita kusta multibasiler ini haruslah erat dan lama (misalnya; antara ibu dan anak, orang satu rumah). Bila penderita kusta tipe multibasiler berobat secara teratur, maka dia tidak akan menularkan kusta.
Kuman kusta dapat hidup di luar tubuh manusia selama 1 - 9 hari hanya bila suhu dan lingkungan mendukung. Hanya kuman kusta yang utuh saja yang dapat menimbulkan penularan.
Sekitar 95% populasi manusia punya kekebalan alamiah terhadap kuman kusta. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 100 orang yang terpapar kusta; 95 orang tidak menjadi sakit, 3 orang tertular namun sembuh sendiri tanpa obat, dan hanya 2 orang yang menjadi sakit dan hal ini belum memperhitungkan pengaruh deteksi dini dan pengobatan. (Pedoman Pemberantasan Penyakit Kusta,Depkes RI; Dit Jen Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan)
Kita sebagai masyarakat bisa mendukung dengan meningkatkan pemahaman kita terhadap penyakit kusta sehingga kita tidak memberikan stigma buruk terhadap penderita kusta. Bagaimanapun, kusta adalah penyakit infeksi bakteri yang bila semakin cepat didiagnosis dan diterapi maka penyakit ini bisa disembuhkan.