Find Us On Social Media :

Selamat Ulang Tahun Tan Malaka, Pendiri Sekaligus Korban ‘PKI’ yang Pernah Bermimpi tentang Bersatunya Islam di Seluruh Dunia

By Intisari Online, Sabtu, 2 Juni 2018 | 17:15 WIB

Maklum, pada waktu revolusi sedang hebat bergolak, dan manusia seperti Tan Malaka itu menurut perasaan saya pada masa-masa semacam itu tenaga dan pikiran serta pendapatnya sangat dibutuhkan.

Jika saja tidak salah tangkap, Tan Malaka (ketika itu) kurang menghargai adanya UNO. Antara lain dia berkata: “UNO, you no!". Dan hadirin yang mengerti bahwa huruf U dalam bahasa Inggeris harus dibaca seperti “yu", tersenyum juga dibuatnya.

Secara kebetulan sekali untuk ketiga kalinya saya melihat Tan Malaka ialah sewaktu di Solo diadakan Kongres Masyumi yang kedua.

Rombongan PP GPII diinapkan dalam sebuah losmen. (Nama dan tempatnya saya sendiri sudah lupa. Yang terang saja bukan hotel atau penginapan yang mewah).

Di dalam kamar penginapan itu seorang teman menyampaikan kepada saya, bahwa Tan Malaka dan Mohammad Yamin juga kebetulan bermalam disitu.

Apa yang diutarakan teman tadi ternyata betul, sewaktu saya ke luar kamar hendak pergi guna sesuatu urusan, saya melihat Tan Malaka dari luar hendak menuju ke kamarnya.

Sedangkan dibelakangnya berjalan Mohammad Yamin dengan menenteng setumpuk buku.

Baca juga: Identik Dengan Perjudian dan Konon Diciptakan Iblis, Inilah Kisah Olahraga Bridge dan Revolusinya Kini

Baru kemudian (di penginapan itu juga) saya tahu, bahwa buku tadi adalah karangan Mohammad Yamin sendiri.

Namanya (jika tidak keliru): Tan Malaka, Bapak Pergerakan Indonesia. Sampulnya kertas karton putih, untuk zaman itu merupakan produk tipografi yang lumayan juga.

Masih sekali saya melihat Tan Malaka, yaitu di suatu rapat umum di Alun-Alun Utara juga.

Tetapi saya melihat hanya dari arah jauh, kendatipun untuk para wartawan juga disediakan tempat di anggung.