Find Us On Social Media :

Kisah Tragis: Wanita Ini Kecanduan Hubungan Intim Hingga Hidupnya Berantakan

By Khena Saptawaty, Kamis, 3 Mei 2018 | 09:15 WIB

Intisari-Online.com – Berhubungan seks dengan pasangan adalah hal yang normal dalam kehidupan rumah tangga dan diperlukan dalam menjaga kedekatan.

Namun, bila salah satu pasangan kecanduan berhubungan seks dan ingin berkali-kali melakukannya dalam sehari, pasti akan merepotkan kehidupan mereka.

Hal inilah yang dialami oleh Rebecca Barker dari Tadcaster di North Yorkshire, Inggris.

Wanita berusia 37 tahun itu mengidap kecanduan seks.

Kondisi tersebut membuat ia tidak pernah merasa cukup dalam berhubungan seks.

Baca juga: Begini Kesaksian Orang Pertama yang Membeli Robot Seks: Rata-rata Penggunanya Duda dan Orang Cacat

“Yang lebih buruk lagi, berhubungan seks lima kali dalam seharipun tidak cukup bagiku,” kata Rebecca Barker.

Ibu tiga anak itu bilang, kondisi itu menguasai kehidupannya pada 2014 dan menghancurkan hubungannya dengan pasangan.

Pasalnya, kecanduan seks membuat Rebecca terus menerus memintanya pada pasangan untuk bercinta.

Ia mengaku, berhubungan seks adalah hal pertama yang dipikirkannya saat bangun tidur.

Parahnya, ia tidak bisa menghilangkan hal tersebut dari pikirannya.

Ia juga merasa segalanya mengingatkan dirinya akan seks.

Ia pikir kecanduan seks ini berhubungan dengan depresinya dan kurangnya serotonin.

Ia selalu merasa seluruh tubuhnya membutuhkan seks.

Selain itu, berhubungan seks memberikan dirinya pukulan sesaat dan lima menit kemudian ia menginginkannya lagi.

Baca juga: Tega, 2 Gadis Ini Lakukan Pelecehan Seksual Terhadap Pria Difabel. Ini Motifnya

Akibatnya, ia menjadi seorang pertapa dan ia tinggal di rumah karena aku merasa malu.

“Hubungan seks adalah seluruh hal yang aku bisa pikirkan. Walaupun tidak ada orang yang dapat membaca pikiranku, hal itu tetap terasa sangat tidak nyaman bagiku berada di kelilingi orang lain,” kata Rebecca.

Dilansir dari BBC, Rabu (2/5/2018), kecanduan Rebecca akan seks menyebabkan masalah serius dalam hubungannya.

Pada awalnya, pasangannya menikmati hal itu, namun kemudian menjadi tidak dapat diatasi oleh pasangannya.

Setelah beberapa bulan pasangannya mulai mengajukan pertanyaan mengapa dan darimana hal itu bisa terjadi.

“Ia menuduh aku berselingkuh, ia pikir aku merasa bersalah karenanya dan itu sebabnya aku menginginkan seks dengan dirinya,” cerita Rebecca.

Baca juga: Monyet Tanzania Ternyata Maniak Seks dan Suka Berhubungan dengan Spesies Berbeda!

Pada November 2014, Rebecca ‘butuh mengakhiri’ hubungan itu dan tinggal bersama ibunya.

Ketika ia pergi, ia bilang kepada pasangannya bahwa ia perlu menenangkan diri.

Pasangannya membiarkan Rebecca pergi, dan kemudian hubungan mereka berakhir segera setelah kepergiannya.

Ia menambahkan sedang dalam perawatan psikater saat itu dan psikaternya mengatakan ia mengubah pengobatannya.

Namun, psikater tidak pernah mengatakan adanya grup yang bisa membantu atau lainnya.

Rebecca didiagnosa mengalami depresi pada 2012 setelah kelahiran anak ketiganya.

Ia mengatakan setelah kecanduan seks pada 2014, ia berganti pekerjaan, berpisah dengan pasangannya, dan pindah ke Prancis.

“Aku membuat banyak perubahan gaya hidup dengan tujuan untuk mengatasi depresi dan kecanduan  seks, dan bagiku hal itu bisa berjalan,” tutup Rebecca.

Baca juga: Ketika Para Guru Menjadi Pelaku Pelecehan Seksual terhadap Murid-muridnya, Apa yang Harus Kita Lakukan?