Find Us On Social Media :

Kisah Gadis Asal Surabaya yang Belasan Tahun Menjadi Budak Nafsu Ayah Kandungnya

By Ade Sulaeman, Jumat, 27 April 2018 | 12:00 WIB

Setelah itu haid datang lagi. Hal yang sama juga terjadi saat di SMU. Kali ini Ibu meminta ke dukun pijat. Katanya, aku baru jatuh dari sepeda. Setelah dipijit di perut, pelan-pelan, keluar darah yang bergumpal-gumpal.

Tak Punya Teman

Mungkin orang heran dengan kejadian yang aku alami. Apalagi keluargaku sebenarnya cukup terpandang.

Secara ekonomi lebih dari cukup. Ayahku seorang pegawai perusahaan telekomunikasi. Tapi sekarang sudah minta pensiun dini.

Ayah juga disegani. Makanya ia diangkat sebagai ketua RW. Ayah dikenal derrnawan. Sering menyumbang kebutuhan kampung.

Aku juga dilarang brgaul dengan teman. Setelah pulang sekolah, aku dilarang ke mana-mana.

Makanya, untuk membunuh waktu, aku hanya belajar. Habis bagaimana lagi. Main sama teman saja enggak boleh. Terima telepon dari teman saja langsung kena marah. Telat pulang sekolah sebentar saja, langsung kena damprat. Aku benar-benar hidup sendiri.

Padahal jujur, aku ingin seperti remaja lainnya. Bisa bermain bahkan pacaran. Makanya sampai sekarang aku tak pernah punya teman dekat, baik lelaki maupun sesama perempuan.

Tamat SMA, aku sebenarnya ingin kuliah di Fakultas Kedokteran. Tapi ayahku melarang dan memaksa masuk Fakultas Psikologi.

Aku, sih, menuruti. Akhirnya aku diterima di universitas swasta ternama di Surabaya. Aku memang rajin belajar. Penderitaan yang aku alami, justru melecut aku rajin belajar.

Keberanian Mendadak

Akhirnya, kasus ini terbongkar sendirinya.