Usai Bancakan Daging Penyu, Belasan Orang Mentawai Keracunan dan 3 di Antaranya Meninggal Dunia

Moh Habib Asyhad

Penulis

Kejadian ini terjadi setelah mereka menyantap daging penyu saat pesta adat (punen) di desa tersebut.

Intisari-Online.com -Belasan orang di Desa Taileleu, Kecataman Siberut Barat Daya, Kepulauan Mentawai, keracunan dan tiga di antaranya meninggal dunia pada Minggu (18/2) tempo hari.

Kejadian ini terjadi setelah mereka menyantap daging penyu saat pesta adat (punen) di desa tersebut.

Dilansir dari Antaranews.com, dua di antara tiga korban adalah seorang balita. Sementara satu orang lainnya adalah laki-laki dewasa bernama Tatra Manai yang 50 tahun.

Sementara Mongabay Indonesia menulis Tatra Manai berusia 66 tahun.

(Baca juga:Tidak Ada yang Namanya Bayi Keracunan Air Ketuban! Inilah yang Sebenarnya Terjadi)

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kepualaun Mentawai Lahmuddin Siregar, masih dari Mongabay Indonesia, kejadian ini bermula saat masyarakat berburu penyu di perairan pantai barat untuk keperluan punen, sehari sebelum kejadian.

Dari perburuan itu, mereka mendapatkan seekor penyu cukup besar dengan berat sekitar 60 kg. Sebelum disantap bersama-sama, penyu itu direbus.

Masih menurut laporan Mongabay Indonesia, seorang warga menyebut bahwa di dalam tubuh penyu itu ditemukan telur yang sudah mengeras, sebanyak 150 butir.

“Jika dilihat genetik penyu di Perairan Mentawai, masuk ke siklus arah Andaman, berputar mengarungi Samudera Hindia,” ujar Harfiandri Damanhuri, peneliti penyu dari Universitas Bung Hatta, Padang

“Di Samudera Hindia itu banyak industri, otomatis banyak pembuangan limbah. Itu yang dimakan penyu, masuk ke tubuh.”

Menurutnya, logam-logam itu terakumulasi dalam tubuh penyu, terus meningkat dan tak berkurang. Makin tua penyu makin besar risiko karena mengandung racun lebih tinggi.

(Baca juga:Anda Penyuka Pedas? Ada Berita Bahagia yang Menginginkan Umur Lebih Panjang)

Bukan yang pertama

Pusat Data dan Informasi Penyu Sumatera Barat Universitas Bung Hatta mencatat, sejak 2005 hingga sekarang, tercatat ada 37 orang yang meninggal setelah mengonsumsi penyu.

Yang paling terakhir adalah yang terjadi di Dusun Sao, Pulau Sipora, pada 24 Maret 2013 lalu. Kejadian itu menyebabkan 148 orang keracunan, dan empat di antaranya meninggal dunia.

Masih dari laporan yang sama, penyu tersebut mengandung logam berat kadmiunm tiga kali lipat dibanding ikan dan merkuri 10 kali lipat lebih tinggi.

Tak hanya itu, penyu tersebut juga mengandung arsenik, polutan organik persisten, dan campuran berbagai pestisida. Kabarnya juga, di dalamnya juga terdapat mikroba penyebab tuberculosis dan salmonela.

(Baca juga:Bukan di Negara Aslinya Sana, Bule Australia Ini Justru Menemukan Jati Dirinya di Mentawai Indonesia)

Artikel Terkait